Teman dan kerabatku, terutama anak-anak Amalohy ! beta akan menceriterakan sedikit tentang Pemerintahan negeri Amalohy- kamarian yang tumbuh dan berkembang sejak mulai negeri ini ada. Informasi ini beta mengetahui dari ceritera orang-orang Tua dan berbagai tulisan yang beta baca.
Beta juga masih membutuhkan masukan dari teman-teman dan basudara sekalian, Ok kita simak saja ceritanya!
Pada mulanya rasa perorangan (individu) yang dahulu berkembang memisah-misahkan diri, hidup untuk kepentingan kebahagiaan pribadi, rasa aman dan tentram dalam keadaan damai sejahtera, tidak lagi dapat bertahan akibat permusuhan antar kelompok masyarakat. Olehnya itu ancaman yang sering dihadapi mengharuskan setiap orang membangun relasi dengan sesamanya, yang satu membutuhkan yang lain untuk bersama-sama menghimpun daya dan tenaga dalam menghalau dan atau menghancurkan ancaman dan gangguan keamanan guna ketentraman bersama.
Dalam masa pengungsian / pelarian penduduk dari daerah pedalaman Nusa Ina yang diperkirakan antara abad XI hingga abad XIII akibat gangguan keamanan yang disebabkan oleh timbulnya perang saudara, maka tersebarlah keluarga-keluarga, ada yang berkelompok ada juga yang perorangan memilih tempat berlindung yang aman menurut pengertian kelompok atau keluarga tersebut. Sebagai contoh ; Keluarga PUTIRULAN, TAURAN dan TERINATHE. Ketiga keluarga ini sama-sama bertemu pada suatu tempat yang bernaman “ MAE- RISA “ yang artinya “ Mari Berkumpul “ . Untuk menjaga keamanan ketiga keluarga Mata- Rumah ini mereka membentuk suatu kesatuan yang dikepalai oleh seorang perkasa disebut “ Ama Risa “ yang artinya “seorang pengumpul “ dang yang terpilih adalah keluarga PUTIRULAN yang lansung disebut “ Kapitan Maerisa”. Sungguhpun perkasa Kapitan ini, ia menyadari bahwa, tanpa seorang yang akan memberikan pertimbangan dalam mengambil tindakan maka tidak mungkin akan mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu dia sendiri menentukan keluarga TAURAN sebagai pemberi pertimbangan yang disebut “ MASA LO’O “. Sesuadah membuat pertimbangan yang matang terkait mengatur siasat maka keluarga TERNATHE ditentukan sebagai pengatur siasat yang disebut “ Maa’tita “. Selanjutnya kelompok matarumah ini disebut MARISA yang kemudian diberi nama dalam Pemerintahan Negeri Amalohy adalah SOA MARISA. Mereka segera mengadakan hubungan dan komunikasi dengan daerah-daerah sekitar dimana terdapat keluarga-keluarga lainnya, dengan harapan dapat berkumpul menjadi satu kekuatan yang kuat untuk mengawal daerah petuanan negeri Amalohy ( Kamarian Sekarang ).
Dalam menjelajah daerah petuanan itu, ditemukan 7 (tujuh) kelompok keluarga yang tersebar antara lain :
Kelompok I. Keluarga Tomatala, Pariama dan kemudian keluarga Pesireron yang ditemukan oleh keluarga Pariama. Kelompok ini disebut “ PESINA” kemudian diberi nama dalam pemerintahan SOA ”PESINA”.
Kelompok II. Keluarga Kainama, Talapessy, Wairata, Siwalete dan Tupanwael, Keluarga Pentury kemudian diketemukan oleh keluarga Talapessy. Kelompok ini disebut “ WAEL “ yang kemudian diberi nama dalam pemerintahan SO’A “WAEL” .
Kelompok III. Keluarga Tuparia, Pocerattu, Heumasse, Tuhehay, Tuhenay, kelompok ini disebut kelompok “ LOHY-TUNI “ yang kemudian diberi nama dalam Pemerintahan negeri “ SO’A LOHY - TUNI “
Kelompok IV. Keluarga Sahetapy, keluarga ini disebut keluarga “ LESSY “ yang kemudian diberi nama dalam Pemerintahan “ SO’A LESSY “
Kelompok V. Keluarga Tamaela, Pattirane, kelompok ini disebut “ SIHEU” yang kemudian diberi nama dalam Pemerintahan sebagai “ SO’A SIHEU “
Kelompok VI. Keluarga Sapiya, Tureay, kelompok ini disebut “ TUTU-RIMA “, yang kemudian diberi nama dalam Pemerintahan sebagai “ SO’A TUTU-RIMA “
Kelompok VII. Keluarga Tuaputimain dan Tupessy, keluarga ini disebut “ UKU-RATAL “ yang kemudian diberi nama dalam Pemerintahan negeri “ SO’A UKU-RATAL “.
Kelompok-kelompok ini dalam mempertahankan daerah/petuanan , berpisah-pisah meliputi daerah masing-masing dengan kapitan (panglima) sendiri-sendiri. Sedangkan dalam suatu masyarakat bersama Kapitan MARISA ditetapkan sebagai panglima tertinggi yang dapat mengkoordinir kegiatan tempur dari barat ke timur dan utara ke selatan. Pada pertemuan tertinggi diadakan penetapan dan pengangkatan “ MAUWEN “ yang artinya “ PEMIMPIN BESAR” ( Raja atau Upu latu) yaitu dari Keluarga TOMATALA, karena jiwa kepemimpinannya yang sangat berpengaruh diserta kecakapan berfikir dan kecerdasan memandang jauh ke depan , disertai juga dengan kecerdikan mengambil tindakan penyelamatan.
Wakil MAUWEN adalah keluarga PARIAMA, juga adalah keluarga bijaksana.
Kepala Petuanan atauTuan Tanah adalah keluarga TUAPUTIMAIN .
Kepala Penghubung adalah keluarga WAIRATA.