Thursday, October 27, 2011

Sejarah Terbentuknya Negeri Amalohy- Kamarian ( Bagian III )


Lanjutan dari ceritera terdahulu (bagian II). Keesokan harinya, pagi-pagi setelah hari mulai terang anak buah kapal layar pertugis itu bersiap untuk mengamati daerah dimana kemarin pengintip Wairata telah diketahui oleh mereka. Sesuai dengan perhitungan waktu yang tepat pengintip Wairata segera menyelinap dari pohon yang satu ke pohon yang lain menuju tempat kemarin ia berada, untuk dari situ bergerak lebih dekat melalui semak-semak yang sangat lebat untuk lebih mengetahui dengan jelas  sebagai bahan keterangan yang akan dilaporkan kepada pimpinan yang sedang menunggu.  Gerak beliau sangat cepat dan telah berada pada tempat yang dituju, beliau tertarik sekali dengan benda-benda yang dipamerkan diatas kapal itu.  Akhirnya beliau dapat mendekati sampai pada jarak kurang lebih 25 meter dari tepi sungai dimana kapal itu berlabuh. Dengan teliti beliau memperhatikan perkembangan terutama dengan adanya penggantungan benda-benda perhiasan dan bahan-bahan pakaian termasuk bahan kain berang (merah tua). Beliau menyadari bahwa ini adalah suatu siasat yang sangat berbahaya bila beliau berada terlalu lama di tempat ini, maka beliau segera mengambil langkah untuk meninggalkan tempat itu, tapi beliau segera disergap oleh anak buah kapal portugis tersebut yang sudah lama menunggu kesempatan yang tepat. Pengintai Wairata tidak dapat berbuat banyak, dengan cerdik beliau tidak membuat perlawanan, namun mengadakan pembicaraan dengan memakai bahasa isyarat. Orang Portugis dapat memahami apa yang dimaksudkannya dan beliau dibawah ke kapal untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Diantara beranega barang yang menarik yang dipamerkan oleh orang portugis itu membuat Wairata lebih aktif untuk berkomunikasi menyampaikan pendapat dan orang portugis juga dapat menyampaikan maksud kedatangan mereka.  Dari komunikasi yang dibangun dapat di pahami bahwa, barang-barang yang indah indah itu, yang dipamerkan diatas kapal dapat menjadi milik Wairata atau masyarakat sekitarnya jika ditukar dengan Damar, Bunga-bunga kenangan yang berbau harum itu dan lain sebagainya. Melalui perbincangan dengan isyarat itu akhirnya dapat kata sepakat untuk beliau haru berusaha menurunkan penduduk yang berada di puncak bukit ke pesisir pantai dan sebagai imbalan beliau akan menerima Kepala Rotan Emas sebagai pemimpin dan sejumlah besar benda-benda termasuk cermin, kain berang, pakaian dan sarung yang akan menjadi bahan menarik untuk mengendalikan penduduk turun mendiami pesisir pantai dan membuat sebuah negeri di pesisir pantai.
Begitulah persetujuan ini dicapai melalui pembicaraan dengan bahasa isyarat yang membuat pengintip Wairata dengan cerdik berhasil dilepaskan oleh anak buah kapal layar portugis untuk kembali ke tempat tinggalnya. Dalam perjalanan kembali ke negeri Samaliane, dia sempat berfikir bagaimana caranya agar penduduk mau mengikutinya turun ke tepi pantai, sedangkan menurut pemikiran beliau kemungkinan itu sangat tipis, karena bangsa asing itu belum diketahui dengan pasti apa yang menjadi tujuan mereka datang di daerah Kamarian pada saat itu, apakah mereka akan menguasai atau membunuh penduduk setempat ataukah ada tujuan-tujuan lain yang belum bisa dipahami. Dalam perhitungan dan pertimbangan langka yang akan diambil beliau tiba pada suatu keputusan setelah mendapat kesimpulan dari berbagai hal, maka sejumlah benda perhiasan dan bahan pakaian disembunyikan dengan maksud agar beliau dapat mengumpulkan orang-orang yang dapat beliau pengharuhi supaya bersama-sama dengan beliau mendahului  turun dari negeri di bukit ini ke tepi pantai. Menurut perhitungan Wairata, bila sebagian penduduk sudah pindah ke pesisir pantai lama kelamaan semua penduduk akan tertarik untuk menggabungkan diri di tempat tinggal yang baru di tepi pantai.

Atas  kecerdikan beliau, maka kemudian dengan benda-benda dan bahan-bahan yang dijadikan bukti hasil tugasnya, beliau segera menghadap pimpinan negeri untuk melapor. Oleh pimpinan negeri laopran itu masih perlu diperkuat dengan bukti atau beberapa keterangan tambahan, maka Wairata ditugaskan sekali lagi dan harus kembali dengan keterangan yang dibutuhkan. Dengan tugas ini memberikan peluang bagi Wairata untuk mematangkan rencananya sesuai kesepakatannya dengan pihak asing tersebut.
Setelah beliau kembali dari pertemuan dengan orang portugis, beliau mengumpulkan orang-orang yang sudah dipengharuhi untuk menerima baha-bahan dari beliau, dan menggemparkan berita bahwa semua penduduk dan keluarga harus melarikan diri karena bangsa kulit putih sedang dalam perjalanan untuk menyerang penduduk negeri Samaliane.  Dengan menggemparkan berita bohong ini maka terjadi pelarian penduduk mengungsi dari negeri, sementara pasukan perang tetap berjaga-jaga. Penduduk yang telah dipengharuhi mengikuti beliau dan turun ke tepi pantai di tempat yang disebut Hohon di dalam kampong Tengah negeri Kamarian sekarang.
Dengan  berkumpulnya mereka ditempat tersebut merekapun membuat perumahan darurat dan membangun komunikasi dan kerjasama lanjutan dengan orang portugis. Sesudah dalam jangka waktu tertentu orang Portugin dengan kapal mereka meninggalkan mulut sungai Waiaka meneju ke bagian barat. Sebagian penduduk yang belum bergabung, setelah mengetahui bahwa kapal layar bangsa asing itu telah pergi meninggalkan mulut sungai Waiaka, mereka mulai berangsur-angsur turun ke tempat di tepi pantai dan akhirnya semua penduduk menempati tempat itu dan mulai mendirikan negeri baru yang diberi nama SAMARIEN, kemudian dalam perkembangan lebih lanjut disebut CAMARIEN  dan akhirnya menjadi Nama KAMARIAN  seperti sekarang ini.
Setelah Portugis terusir dari Maluku oleh Belanda, maka mulailah VOC memainkan perannya sampai timbul PERANG HUAMUAL  atau yang disebut  HONGI TOCHTEN.
 

2 comments: